QS Al-Mu’Minun[23:12-14]
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن سُلَالَةٍ مِّن طِينٍ
walaqad khalaqnaa al-insaana min sulaalatin min thiinin
[23:12] Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ
tsumma ja'alnaahu nuthfatan fii qaraarin makiinin
[23:13] Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَاماً فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْماً ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
tsumma khalaqnaa alnnuthfata 'alaqatan fakhalaqnaa al'alaqata mudhghatan fakhalaqnaa almudhghata 'izhaaman fakasawnaa al'izhaama lahman tsumma ansya/naahu khalqan aakhara fatabaaraka allaahu ahsanu alkhaaliqiina
Dalam bahasa arab, kata ‘Alaqah' memiliki 3 makna, yaitu :
1.Bermakna lintah.
2.Bermakna sesuatu yang tergantung.
3.Bermakna segumpal darah.
Makna ‘Alaqah' sebagai lintah adalah deskripsi yang tepat bagi embrio manusia yang masih berusia 1-24 hari, menempel pada uterus (rahim) ibu, serupa sebagaimana ‘lintah’ menempel di kulit. Serupa pula dengan ‘lintah’ yang memperoleh darah dari inangnya, embrio manusia juga memperoleh darah dari ibunya ketika hamil.
Ketika membandingkan lintah air tawar dengan embrio pada tahap ‘alaqoh, Profesor Moore, seorang profesor Emeritus ahi anatomi dan embriologi dari Universitas Toronto Kanada, menemukan kesamaan yang banyak pada keduanya. Beliau berkesimpulan bahwa embrio selama tahap ‘alaqoh memiliki penampakan yang sangat mirip dengan lintah (1) . Pada tahap ini, embrio mendapatkan makanan dengan cara menghisap darah ibunya, sama seperti lintah(2). Profesor Moore lantas menempatkan sebuah gambar embrio dan lintah bersebelahan (Gambar 1, klik untuk memperbesar gambar).
Gambar 1 : Ilustrasi kesamaan penampakan antara lintah (inggris: leech) dan embrio manusia (human embryo) pada tahap alaqah
Sumber: Human Development as Described in the Quran and Sunnah, Moore and others, p. 37 & Integrated Principles of Zoology, Hickman and others. Embryo drawing from The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 73.
Arti kedua, ‘alaqoh adalah ‘sesuatu yang tergantung’, dan hal ini adalah apa yang dapat kita lihat pada penempelan embrio di uterus/rahim selama tahap ‘alaqoh. Dan ini adalah suatu fakta ilmiah, seperti gambar-2 dan gambar-3 (klik untuk memperbesar gambar).
Gambar-2: Embrio “menggantung” pada uterus (rahim) ibu selama tahap alaqah.Sumber: The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 66.
Gambar-3: Photo mikroskop memperlihatkan embrio mengantung (tanda B) selama tahap alaqah (usia embrio sekitar 15 hari) dalah rahim ibu. Ukuran sebenarnya adalah sebesar 0,6 mm.
Sumber: The Developing Human, Moore, 3rd ed., p. 66, from Histology, Leeson and Leeson.
Gambar-4: Diagram system peredaran darah (cardiovascular) embrio selama tahap alaqah. Pemanpakan luar seperti segumpal darah.
Sumber: The Developing Human, Moore, 5th ed., p. 65.
Jadi ketiga deskripsi embrio tersebut di atas secara akurat terdiskripsi dalam satu kata dalam Al-quran yaitu kata ”alaqah”.
Tahap perkembangan embrio selanjutnya setelah alaqah adalah ”mudghah” (QS Al-Mu’Minun 23:14).
Gambar-5: Photo embrio pada tahap mudghah (usia embrio 28 hari) Photograph of an embryo at the mudghah stage (28 days old). Ukuran sebenarnya adalah 4 mm.
Sumber : The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 82, from Professor Hideo Nishimura, Kyoto University, Kyoto, Japan.
Gambar-6: Perbandingan ukuran antara permen karet (gum) dan embrio pada tahap mudghah.
Sumber : The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 79.
Bagaimana mungkin nabi Muhammad mempunyai kemungkinan mengetahui senua ini pada 1400 tahun yang lalu, padahal saintis baru mengetahui perkembangan embrio ini setelah ditemukannya mikroskop, suatu alat yang belum dikenal pada 1400 tahun yang lalu. Orang pertama di dunia yang menggunakan mikroskop untuk mengamati sel sperma manusia (spermatozoa) adalah
-------------------------------------------------------------------------------------
(1) The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 8.
(2) Human Development as Described in the Quran and Sunnah, Moore and others, p. 36.
(3) Human Development as Described in the Quran and Sunnah, Moore and others, pp. 37-38.
(4) The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 65.
(5) The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 8.
(6) The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 9.
Komentar-komentar para saintis tentang fakta sains kedokteran dalam Al-Quran.
Berikut ini adalah beberapa komentar saintis mengenai mukjizat fakta sains dalam Al-Quran, juga dilengkapi dengan komentar dalam video. Dalam video ini, anda dapat melihat dan mendengar komentar mereka.
1. Professor Keith Moore.
Keith L. Moore adalah pensiunan gurubesar (professor emeritus) bidang anatomi ketua jurusan (dekan) ilmu kesehatan (Fakultas Kesehatan) universitas
Professor Keith L.Moore mengatakan :
“Adalah suatu kehormatan bagi saya untuk membantu menjelaskan pernyataan Al-Quran tentang perkembangan manusia. Sangat jelas bagi saya bahwa apa yang dikatakan Muhammad benar-benar datang dari Tuhan atau Allah. Semua kenyataan ilmiah Quran membuat saya percaya Muhammad adalah utusan Tuhan atau Allah”.
2). Dr. T. V. N. Persaud, beliau adalah professor ilmu urai tubuh (anatomy), professor ilmu kesehatan dan penyakit anak (Pediatrics and Child Health), dan professor dibidang kebidanan,ginekoli dan reproduksi di Universitas Winitoba, Winipeg-Canada. Di universitas itu beliau pernah menjabat kepala jurusan anatomi selama 16 tahun. Prof.Persaud telah menulis atau mengedit 22 buku rujukan (textbook) dan mempublikasikan 181 buah tulisan ilmiah. Pada tahun 1991, ia menerima penghargaan kehormatan “J.C.B. Grant Award” dari perhimpunan ahli anatomi
Profesor Persaud telah mengutip beberapa ayat Quran dan hadis dalam beberapa bukunya. Dalam presentasi-presentasinya, Prof.Persaud menyertakan ayat-ayat quran dan hadis nabi Muhammad pada banyak konferensi keilmuan.
3). Dr. Joe Leigh Simpson, beliau adalah kepala jurusan kebidanan dan kandungan,professor kebidanan dan kandungan, dan profesor genetika dan molekul Perguruan tinggi kesehatan Houston,Texas-USA. Dia juga mmegang jabatan kebidanan dan kandungan serta kepala jurusan kebidanan dan kandungan Universitas Tennesse,Memphis-USA. Ia pernah menjabat ketua himpunan ahli fertilitas Amerika. Ia banyak menerima penghargaan, diantaranya penghargaan ” Professors of Obstetrics and Gynecology Public Recognition Award” tahun 1992. Profesor Simpson telah melakukan penelitan ilmiah berdasarkan 2 hadis nabi Muhammad yang diriwayatkan Bukhari-Muslim di bawah ini.
Sesungguhnya salah seorang dari kalian, penciptaan dirinya disatukan di perut ibunya pada empat puluh hari pertama. Kemudian ia berubah menjadi segumpal darah dalam masa yang sama. Berikutnya ia beralih menjadi segumpal daging dalam masa yang sama. Kemudian malaikat diutus untuk menuliskan empat perkara, (yaitu) menulis rezekinya, ajalnya, amalannya dan nasibnya, menjadi sengsara atau berbahagia kemudian meniupkan ruh padanya. 2 (HR Bukhari (2/424) kitab Bad'ul Wahyi, Bab Dzikir Al Malaikah no. 3208; Muslim (4/2036) kitab Al Qadar (46), Bab Kaifiyati Al Adami Fi Bathni Ummihi, no. 2643. Dan ini teks Imam muslim).
Pada ssebuah konferensi Prof.Simpson mengatakan:
”Hadis (perkataan nabi Muhammad) telah menginformasikan kepada kita tahapan perkembangan embrio. Perkataan itu berasal dari seorang dan dituliskan pada suatu masa dimana ketika itu sama sekali belum (tidak) mengenal dasar-dasar ilmu pengethuan... Selanjutnya, saya kira tidak pertentangan antara (ilmu pengetahuan) genetika dan agama. Bahkan ternyata agama ditambah dengan wahyu dapat membimbing ilmu pengetahuan, dan bahwa pernyataan-pernyataan dalam Al-quran dan telah ada sejak berabad-abad yang lalu, sekarang telah terbukti kebenarannya, dengan kata lain Al-quran itu memang kebenaran yang berasal dari Tuhan”.
Pada tahun 1981, Dr. E. Marshall Johnson membawakan (presentasi) hasil penelitian ilmiahnya pada konferensi ilmu kesehatan yang diselenggarakan di Dammam – Arab. Pada dokumen presentasinya itu Professor Johnson mengatatakan:
“Kesimpulan : Quran tidak hanya mendiskripsikan pengembangan eksternal (lahiriah) tetapi juga menitik beratkan pada tahap-tahap perkembangan internal, tahap-tahap perkembangan embrio, semuanya itu persis seperti yang baru ditemukan sains dewasa ini.
Sealanjutnya Professor Johnson juga mengatakan:
”Sebagai seorang saintis, saya hanya dapat mengakui sesuatu yang secara spesifik dapat dilihat. Saya mengerti biologi embrio dan perkembangannya. Saya dapat memahami kata-kata dalam Al-quaran yang diterjemahkan kepada saya. Seandainya saya hidup pada masa itu (masa kenabian Muhammad), maka saya tidak dapat mendiskripsikan apa-apa yang baru saja kita ketahui sekarang. Saya kira tidak ada saksi yang dapat membantah bahwa Muhammad telah menerima informasi dari suatu tempat. Saya sama sekali tidak melihat adanya pertentangan antara penemuan-penemuan saat ini dengan apa yang sudah ditulis Muhammad (Al-quran)”.
”Pada sebagian ayat Quran berisi diskripsi yang cukup menyeluruh (comprehensive) mengenai perkembangan manusia mulai dari saat berupa ’commingling, kemudian ’gametes’ hingga ’organogenesis’, padahal belum ada kejelasan dan rekaman yang lengkap mengenai perkembangan manusia seperti klasifikasi, terminologi dan diskripsi seperti yang sudah kita kenal sekarang. Diskripsi yang ada dalam literatur yang digunakan sekarang adalah hasil rekaman berabad-abad”.
6). Professor Tejatat Tejasen, ia adalah pimpinan jurusa anatomi universitas Chiang Mai, Chiang Mai –
”Dalam 3 tahun terkhir ini, saya percaya akan kebenaran semua yang tertulis di Al-quran 14 abad lalu, dan dapat dibuktikan melalui pemahaman ilmu pengetahuan. Karena nabi Muhammad tidak bisa baca dan menulis, Muhammad pastilah seorang utusan (messenger) yang menyampaikan kebenaran pesan ini dimana pesan ini berasal dari pencipta. Pencipta ini pastilah Tuhan. Karena itu, sekarang adalah saatnya saya mengucapkan La ilaha illa Allah, tidak ada tuhan yang disembah kecuali Allah (God), Muhammad adalah utusan (nabi) Allah. Terakhir, saya ucapkan selamat atas keberhasilan penyelenggaraan konferensi ini..., saya ingin menambahkan konferensi ini tidak hanya membahas pandangan sains dan agama saja, namun konferensi ini juga telah memberikan kesempatan yang baik untuk para saintis untuk transformasi pengetahuan dengan sangat baik. Sebagai penutup di tempat ini saya mengucapkan La ilaha illa Allah, Muhammadur rasoolu Allah, dan sejak saat ini saya adalah seorang muslim”.