Jumat, 02 Mei 2008

1. Pengantar Study Alam Semesta : Sains & Quran

Alam semesta ditinjau dari perspektif sains dan Al-quran cukup menarik untuk ditelaah. Tulisan ini terdiri dari 5 rangkaian tulisan yang saling berhubungan dan sinambung, yaitu :
(1) pengantar (bagian ini sedang anda buka sekarang),
(2) sejarah alam semesta menurut perspektif sains,
(3) masa depan alam semesta menurut perspektif sains,
(4) sejarah alam semesta dalam perspektif Al-quran dan
(5) masa depan alam semesta menurut perspektif Al-quran.



Pandangan sains mengenai study alam semesta

Studi alam semesta melalui ilmu pengetahuan (sains) dan temuan-temuan mutahir di ruang angkasa melalui pengamatan-pengamatan teleskop di bumi maupun teleskop yang ditempatkan di ruang angkasa dalam kurun waktu 100 tahun terakhir telah merubah secara radikal pemahaman manusia tengtang alam semesta.

Dari mana kita datang?, Bagaimana alam semesta dimulai?, Mengapa alam semesta ada?, Apakah alam semesta dapat berakhir?, Bagaimana alam semesta berakhir?.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas hanyalah sebagian dari pertanyaan manusia berakal sepanjang peradaban manusia. Tetapi jawaban-jawaban selalu nampaknya masih jauh dari kemampuan kita. Sampai saat ini.

Stephen Hawking, seorang ahli astronomi terkemuka abad ini mengatakan ” Seandainya, seperti saya, anda melihat ke bintang-bintang, dan mencoba merasakan apa yang anda lihat, artinya anda telah memulai melihat keajaiban apa yang membuat alam semesta ini ada” . Stephen Hawking hanyalah satu dari sekian banyak saintis yang berlomba untuk mendapatkan jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas.

Selama ribuan tahun, orang-orang terkagum dengan alam semesta. Adakah suatu kekuatan diluar yang berlangsung selamanya ataukah terbatas?, Dan darimana dia datang?, Apakah alam semesta memiliki awal?, suatu penciptaan? Atau memang alam semesta ini ada dengan sendirinya dan selamanya?. Perdebatan antara dua pandang (agama dan sains) terus berlangsung sepanjang abad tanpa memperoleh kesimpulan yang memuaskan.

Ide-ide yang telah tumbuh sepanjang 2000 tahun lebih pengamatan telah diperbaharui secara radikal. Kurang dari 100 tahun terakhir, manusia telah menemukan satu cara baru memandang alam semesta kita. Imaginasi manusia tentang alam semesta saat ini penuh dengan ide-ide yang kedengarannya aneh, dan benar-benar luar biasa. Cerita tentang bagaimana para saintis sampai pada gambaran ini adalah cerita pembelajaran untuk memahami apa yang telah mereka amati.

Bermula dari pusat alam semesta, kita sekarang sudah mengetahui orbit dan ukuran rata-rata matahari, matahari kita hanyalah satu dari jutaan bintang-bintang di galaksi “Milky Way” kita. Dan galaksi “Milky Way” itu sendiri hanyalah satu dari milyaran galaksi dalam alam semesta yang mengembang tanpa batas. Tapi ini jauh dari akhir suatu cerita panjang penyelidikan. Masih tersisa pertanyaan-pertanyaan besar yang perlu dijawab, sebelum kita mengharapkan mendapatkan suatu gambaran lengkap tentang alam semesta yang kita tempati ini.

Teori harus memberikan jalan pada pemahaman kita tentang keadaan detik pertama, karena kita di bumi tidak dapat menciptakan kembali temperatur yang secara ekstrim sangat tinggi yang ada pada awal mula terbentuknya alam semesta. Apa yang teori katakan pada kita adalah bahwa dari suatu keadaan awal dimana materi dan radiasi sangat panas dan padat, alam semesta memuai dan materi mendingin.

Tujuan akhir sains adalah menghasilkan suatu teori yang mampu menggambarkan seluruh alam semesta (Theory of Everything – ToE). Stephen Hawking dalam satu kesempatan mengatakan ”Jika kita benar-benar menemukan sebuah teori yang memadai, maka kita semua, filsuf, ilmuwan dan orang awam dapat berpartisipasi dalam diskusi tentang mengapa kita dan alam semesta ada. Jika kita menemukan jawabannya, itu akan menjadi puncak keberhasilan upaya manusia – kita akan memahami pikiran Tuhan”.

Pandangan islam mengenai pemelajaran (study) alam semesta.

Bagaimana hukumnya mempelajari alam semesta ditinjau dari Al-Quran?. Allah Swt secara tersirat mewajibkan umat islam mengamati dan mempelajari alam semesta sebagai sarana untuk mengenal tanda-tanda kekuasaan Allah. Karena Allah tidak dapat diserupakan dan tidak ada yang serupa dengan Dia maka pasti akal manusia tidak akan mampu menjangkau keberadaan wujud Allah secara fisik namun Allah secara implisit memastikan bahwa akal manusia bisa menjangkau tanda-tanda keberadaan dan kekuasaanNya. Hakekat dari mempelajari alam semesta adalah bahwa alam semesta berikut isinya (baik yang teratur maupun tidak) tidaklah terjadi begitu saja namun Allah yang menciptakan dengan ilmuNya. Hikmahnya untuk manusia adalah perolehan “upah” berupa ilmu pengetahuan yang dengan itu manusia memperoleh kedudukan paling mulia dari seluruh mahluk ciptaan Allah. Allah telah melengkapi manusia dengan perangkat untuk menjelajahi ilmu (pengetahuan) Allah, yaitu akal. Bahkan Allah telah menjanjikan derajat lebih tinggi bagi orang-orang berilmu pengetahuan.

[QS Al-Mujaadilah (58):11] Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Pada dasarnya Al-Quran menyuruh setiap orang muslim untuk mempelajari bagaimana dan untuk apa alam semesta diciptakan, bahkan orang yang lagi skaitpun dianjurkan walau hanya sekedar memikirkan saja.

[3:191] (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Tiga ayat Al-Quran berikut ini menggambarkan “himbauan” Allah kepada manusia untuk berusaha mencari (meneliti) dan menemukan tanda-tanda kebesaran (ilmu pengetahuan) Allah. Tuhan seru sekalian alam “mengundang” dan mempersilahkan manusia melakukan eksplorasi/penelitian alam semesta dan isinya.

[QS Al-Baqarah (2):164] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaranangin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

[QS Al-An’aam (6):97] Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.

[QS Yunus (10):5] Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak669. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

Bahwasanya ilmu pengetahuan yang terkandung dalam pemelajaran alam semesta jauh lebih luas dibandingkan yang terkandung pada diri manusia itu sendiri.

[40:57] Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui

Carilah ilmu sampai ke ruang angkasa.

[55:33] Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

Pencapaian ilmu pengetahuan dan teknologi praktis yang mencenggangkan dewasa ini adalalah hasil tidak langsung dari usaha-usaha manusia mempelajari alam semesta. Teknologi laser, internet, lensa digital, energi nuklir, mesin automotif dan penerbangan hanyalah sebagian kecil dari sejumlah penemuan ‘antara’ eksplorasi ruang angkasa dalam rangka study ruang angkasa. Penemuan-penemuan.teknologi tersebut telah berdampak pada kemakmuran masyarakat negara-negara penemu teknologi tersebut, seperti AS, Eropah, Rusia dan Jepang.

[45:22] Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.

[38:27] Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.

2 komentar:

sier mengatakan...

Berbicara ttg asal mula alam semesta, maka Al-Qur'an telah memberikan suatu solusi yang menarik dengan ungkapan "7 langit berlapis-lapis". Penegasan tersebut menunjukkan bahwa alam semesta kini dalam kondisi berlapis-lapis. Segala lapisan eksistensi jika diuraikan dengan Persamaan Berlapis-lapis, akan menghasilkan suatu Persamaan Unik yang menunjukkan satu makna simbolik. Berdasarkan kriteria yang ditunjukkan dalam titik-titik tunggal, makna tersebut mengarah sepenuhnya kepada eksistensi Allah SWT, yang bisa diungkap dengan formula "Tidak ada eksistensi apapun selain Allah".
|x|=|Yaz|Ybz|Ycz|~ (eksistensi alam semesta)

Unknown mengatakan...

blognya juga keren gan artikelnya juga menarik. Good Luck .....

http://www.toyota.astra.co.id/corporate-information/news-promo/news/mobil-fortuner-yang-gagah-dengan-mesin-terbaru/#news